Nestapa Penyintas Gempa Bumi dan Tsunami Donggala Demi Perjuangkan Haknya
DONGGALA, Kabar Selebes – Dua tahun bukanlah waktu yang pendek dengan menghadapi banyak persoalan untuk memperjelas nasibnya.
Selain tinggal di Hunian Sementara (Huntara), dalam memperjuangkan nasibnya, para penyintas bencana gempa bumi dan tsunami Desa Loli Saluran, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) telah banyak melalui kondisi yang memprihatinkan.
Wajar jika para penyintas tersebut melakukan aksi demonstrasi dan pemblokiran jalan trans sulawesi di Desa Loli Saluran untuk memperjuangkan nasibnya demi mendapatkan bantuan dana stimulan.
Akhirnya, perjuangan warga penyintas bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala selama dua tahun membuahkan hasil.
Pada Selasa (22/12/2020), sebanyak 90 kepala keluarga (KK) yang merupakan penyintas menerima bantuan dana stimulan.
90 KK warga penyintas pun terlihat berbondong-bondong menuju Kantor BRI Unit Donggala untuk mengikuti tahapan pencairan bantuan dana stimulan tersebut.
Suka cita yang bercampur haru terlihat dari setiap wajah para penyintas tersebut ketika prosesi pencairan bantuan dana stimulan berlangsung.
Salah seorang penyintas Desa Loli Saluran, Ati mengaku selama dua tahun terakhir harus melewati banyak proses agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala bersedia menunaikan kewajibannya untuk memenuhi hak-hak mereka sebagai penyintas.
“Syukur Alhamdulillah, akhirnya sudah cair. Macam-macam sudah kita bikin ini. Berulang kali demo memperjuangkan hak kita, nanti dua tahun lebih baru mereka (Pemkab) cairkan,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Sunarto yang mengaku baginya, hasil kali ini merupakan buah dari perjuangan yang selama ini mereka suarakan.
Ia juga menjelaskan akan tetap membantu penyintas lainnya untuk memperjuangkan hak-haknya.
“Selama ini kehidupan kami terombang-ambing. Dijanji-janji terus saja. Begitu ada (Sulteng Bergerak) datang, kami akhirnya bersatu dan berjuang sama-sama. Masih banyak yang belum dapat di desa lain, kami juga akan bersolidaritas,” tegasnya.
Dirinya juga menitip pesan kepada seluruh penyintas lain yang merasa belum terpenuhi hak-haknya, agar bersama-sama menyuarakan dan mendesak pemerintah selaku pihak yang berwenang dalam hal penyaluran bantuan ini.
“Kepada seluruh penyintas yang belum dapat haknya, tolong didesak pemerintah itu! mereka ini cuma tutup mata dan telinga mendengarkan aspirasi kita,” ujar Sunarto mengajak.
Sementara itu, Adriansa Manu selaku Koordinator Sulteng Bergerak yang beberapa bulan terakhir bekerja mendampingi penyintas di Desa Loli Saluran juga turut mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Donggala terkait proses pencairan bantuan dana stimulan tersebut.
“Terima kasih kepada Pemkab Donggala atas kontribusi dan kebijaksanaannya dalam proses pemberian dana stimulan bagi penyintas di Desa Loli Saluran. Desa-desa lain juga semoga segera mendapat kejelasan,” katanya.
Adriansa juga menyebutkan pentingnya persatuan penyintas dalam mendorong pemenuhan hak-haknya.
Baginya perjuangan ini belum selesai sampai seluruh penyintas gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulteng memperoleh seluruh hak-haknya dengan baik.
“Ini semua tidak mungkin terealisasi tanpa perjuangan bersama penyintas yang dengan tekun, egaliter dan solid berjuang tanpa kenal lelah. Perjuangan bersama ini tentu belum selesai, masih banyak saudara kita di Donggala, Palu dan Sigi yang belum memperoleh haknya. Kita akan terus berjuang,” tegasnya. (rkb/rlm/fma)
Laporan : Rifaldi Kalbadjang
Sumber: kabarselebes.id