Login

Lost your password?
Don't have an account? Sign Up

Menghadapi Efek Pandemi COVID-19, Celebes Bergerak Mendorong Ketahanan Pangan Petani

Palu-Komunitas Celebes Bergerak mendorong inisiatif ketahanan pangan komunitas sebagai langkah antisipasi menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Hal itu, disampaikan Aprianto Mangewa Program Manager Komunitas Celebes Bergerak saat pertemuan bersama Serikat Petani Katu (SPK), Jumat, 15 Januari 2021 Desa Katu, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

Menurutnya, meskipun saat ini pemerintah melakukan subsidi melalui program jaring pengaman sosial, tetapi program itu tak cukup efektif membantu para petani keluar dari efek ekonomi akibat Pandemi COVID-19.

Kata Gostar, panggilan akrabnya, keadaan ekonomi Indonesia saat ini sangat berpotensi buruk bagi petani yang mengandalkan lahannya untuk memenuhi permintaan pasar semata.

“Kita semua tahu, petani-petani miskin di pedesaan sangat bergantung pada pasar global. Sehingga ketersediaan pangan tidak menjadi prioritas mereka meski dalam kondisi sangat akut.” Tuturnya

Kata Gostar, petani-petani miskin umumnya terkerangkeng pada kepentingan pasar global.  Sehingga, kata dia mereka sangat terdampak karena hampir rata-rata hasil produksi mereka dijual atas keinginan pasar.

“Kami jarang menemukan ada petani yang memanfaatkan lahannya untuk kebutuhan subsitensi rumah tangganya atau untuk ketahanan pangan keluarganya. Rata-rata kami menemukan petani telah melakukan intensitas tanaman komoditas.” Tutur Gostar

Melihat kondisi itu, kata dia pihaknya bersama SPK sedang  mendorong inisiatif komunitas untuk mengembangkan ketahanan pangan bagi petani miskin di Desa Katu.

Tidak hanya di desa Katu, pihaknya juga akan mendorong berbagai inisiatif ketahanan pangan bagi para penyintas di wilayah dampingan Komunitas Celebes Bergerak.

“Pilihan-pilihan pangan bisa macam-macam sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaannya.” Kata Gostar

Saat ini, kata dia Komunitas Celebes Bergerak bersama SPK sudah mulai membangun lumbung pangan yang akan menampung hasil panen dari kebun kolektif.

Lanjut Gostar, pada bulan februari ini para petani sudah akan mulai membersihkan lahan. Harapannya, kata dia bulan maret nanti mereka sudah mulai menanam, sehingga enam bulan setelahnya mereka sudah panen.

“Kami berharap inisiatif ini, bisa menjadi prevention ketika terjadi kelangkaan pangan. Juga, sebagai preparedness  menghadapi resiko akibat kelesuhan ekonomi yang ditimbulkan efek pandemi COVID-19.” ujarnya

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*