PEMPROV Mesti Menjamin Kebutuhan Penyitas PADAGIMO Selama Social Distancing
Palu-Koordinator Sulteng Bergerak, Adriansa Manu mendesak pemerintah daerah Sulawesi Tengah agar memberikan pangan secara gratis bagi korban gempa bumi, tsunami dan likuifaksi 28 september 2018 silam di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong (Padagimo) selama pemberlakuan social distancing, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Kata dia, beberapa hari setelah pemberlakuan social ditancing, korban gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Kota Palu, Sigi dan Donggala makin kesulitan memenuhi kebutuhannya karena tidak memiliki pekerjaan.
“Mereka ini berbeda dengan masyarakat yang secara ekonomi mampu, di tengah ketidakpastian penanganan pascabencana, mereka harus membatasi diri keluar dari huntara atau tenda darurat. Mestinya, sedari awal pemerintah daerah memiliki langka strategis untuk memberikan layanan khusus agar mereka bisa survive selama pemberlakuan social distancing.” Kata dia
Menurut Adriansa, pihaknya sangat mendukung langka Pemprov Sulteng melakukan pencegahan penyebaran virus Corona, tetapi pemerintah daerah juga mesti menjamin kebutuhan pokok para penyintas yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian dan huntara, termasuk rakyat miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Lanjut dia, pemberian pangan gratis juga merupakan salah satu strategi untuk mencegah warga keluar rumah. “Para penyintas itu tidak akan keluar dari lingkungannya, selama kebutuhan pokoknya terpenuhi.” Kata Adriansa
Selain itu kata Adriansa, pemerintah daerah juga mestinya memberikan layanan kesehatan gratis bagi penyintas selama mereka tinggal di hunian sementara dan tenda-tenda darurat.
“Tidak cukup hanya himbauan untuk menjaga kesehatan tubuh, karena lagi-lagi mereka berbeda dengan warga yang mampu secara ekonomi. Pemeritah harusnya memberikan layanan kesehatan gratis, termasuk rapid test Corona di tempat tinggal para penyintas, pemda harus jemput bola, tidak boleh menunggu mereka datang ke puskesmas atau rumah sakit.” Tutur Adriansa
Selama ini kata dia, pemerintah daerah hampir tidak perna melihat keadaan para penyintas bahkan jauh sebelum virus Corona mewabah di Indonesia.
“Pemda harus mendatangi satu per satu huntara dan tenda-tenda pengungsian para penyintas untuk memberikan layanan kesehatan gratis dan pangan gratis.” Kata Adriansa
Apalagi kata Adriansa, di kota Palu kabarnya sudah ada 1 kasus positif virus Corona. Sehingga nenurutnya, pemerintah mesti cepat mengantisipasi penyebarannya melalui karantina wilayah.
“Bukan tidak mungkin rakyat miskin seperti penyintas bisa tertular. Satu orang saja terinfeksi, satu huntara atau tenda pengungsian pasti ikut terinfeksi. Sebab keadaan tempat tinggal mereka tidak seperti kita yang tinggal di rumah. Mereka hanya punya satu atau dua kamar mandi dan hanya dibatasi dinding kalsiboard.” Tutur Adriansa
Dia meyakini, para penyintas tidak mungkin berdiam di huntara atau tenda-tenda darurat saat perut mereka lapar. “Mereka pasti keluar mencari nafka untuk keluarganya, sehingga tidak ada yang bisa menjamin mereka tidak berkontak dengan masyarakat di luar yang terinfeksi virus corona. Tutur Adriansa
Dia meminta agar pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu dan Kabupaten Sigi dan Donggala memberikan perhatian khusus bagi para penyintas yang saat ini masih tinggal di hunian sementara dan tenda-tenda darurat.
“Kita tahu Pemprov Sulteng, Pemkot Palu, Sigi dan Donggala sedang sulit menghadapi kasus COVID-19, tetapi juga tidak boleh menutup mata atas penderitaan penyintas selama 18 bulan di Huntara dan tenda darurat.” Tutur Adriansa
Menurutnya, pembatasan aktivitas sosial akan efektif dilakukan apabila Pemprov Sulteng menjamin kebutuhan para penyintas, termasuk rakyat yang tidak memiliki pekerjaan pasti.
Palu, 28 Maret 2020
Ttd
Adriansa Manu
Koordinator Sulteng Bergerak
Kontak: 082291794751