Login

Lost your password?
Don't have an account? Sign Up

Kronologi Banjir Bandang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi

Kamis, 2 juli 2020, sekira pukul 17:00 WITA, hujan deras mengguyur Desa Poi, Kec. Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Hujan deras tersebut terjadi kurang lebih 2 jam, akibatnya banjir bandang membawa material pasir dan kayu menghantam sebagian hunian warga.

Banjir bandang itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 19.00 Wita.

Dari pantauan tim Sulteng Bergerak, paling tidak ada dua dusun di desa Poi yang terdampak langsung banjir yakni dusun 2 dan 3. Warga pun akhirnya mengungsi di tempat yang dianggap aman. Kajadian ini tidak menyebabkan korban jiwa.

Namun, banjir bandang tersebut menyebabkan 97 rumah warga terendam banjir. Berdasarkan data Kepala Desa Poi, terdapat 5 rumah warga hilang akibat dihamtam banjir bandang dan 40 unit rumah tertimbun pasir setinggi pondasi. Banjir bandang juga menyebabkan jalan trans palu-bangga sempat terputus selama kurang lebih 20 jam.

Menurut Pak Agus, Kepala Dusun 2, banjir serupa juga terjadi sekitar 2 bulan yang lalu, tepatnya pada hari Jumat, 15 Mei 2020. Tetapi, kata dia banjir kali ini menimbulkan dampak besar dari sebelumnya.

Dari sejumlah keterangan yang dihimpun tim Sulteng Bergerak, material yang dibawah arus banjir berasal dari longsoran bukit di atas pemukiman warga. Dugaan kuat, longsoran itu merupakan dampak gempa bumi dasyat yang terjadi pada 28 september 2018 silam.

Selain itu, juga tampak sejumlah material kayu berukuran besar berserakan di lokasi banjir. Beberapa keterangan warga menyebutkan bahwa sebelumnya ada aktivitas penebangan kayu yang dilakukan oleh perusahaan di peggunungan desa Poi.

Hasil investigasi cepat tim Sulteng Bergerak, menyebutkan bahwa banjir besar di desa Poi telah terjadi 5 kali pada tahun 2020. Sementara, Pemerintah Kabupaten Sigi, tidak memiliki skenario untuk penanganan bencana banjir. Sehingga, kejadian semacam ini sering menimbulkan dampak besar bagi warga.

Padahal, Pemda Sigi, sudah mengetahui sejak lama. Namun upaya untuk mengurangi resiko bencana tak juga dilakukan. (Freddy Onora)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*