Mengutuk Keras Aksi Brutal Aparat Kepolisian Donggala Terhadap Penyintas Loli Raya

Pernyataan Sikap

1. Kami sangat menyesalkan tindakan represif dan penangkapan aparat Kepolisian Resor (KAPOLRES) Donggala terhadap Aktivis Celebes Bergerak dan penyintas korban bencana gempa bumi dan tsunami 28 september 2018 yang berjuang menuntut percepatan pembangunan hunian tetap (HUNTAP) dan dana stimulan bagi korban bencana di Loli Raya, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Penangkapan ini merupakan bentuk pembungkaman terhadap kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum yang dijamin dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
3. Bahwa aksi penutupan jalan raya merupakan akumulasi kekecewaan warga korban bencana 28 september 2018 atas penangananan bencana di Kabupaten Donggala yang tidak kunjung selesai.
4. Aksi tersebut menuntut percepatan pembangunan hunian tetap dan penyaluran dana stimulan kepada warga korban bencana di Loli Raya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.
5. Lambatnya proses pembangunan Huntap dan dana stimulan di Kabupaten Donggala akibat kelalaian Bupati Donggala menyiapkan lahan dan data warga tedampak bencana di Loli Raya.
6. Penyintas Loli Raya telah berkali-kali menemui pemerintah kabupaten Donggala agar segera membangun Huntap dan menyalurkan dana stimulan. Namun, hingga kini 3 tahun pasca bencana 28 september 2018 belum juga terealisasi.
7. Bupati Donggala kami nilai gagal dan tidak bertanggungjawab terhadap warga korban bencana 28 september 2018.

Untuk itu, kami mendesak Kepolisian Daerah (KAPOLDA) Sulawesi Tengah dan KAPOLRES Donggala untuk segera membebaskan 4 orang penyintas dan 1 orang aktivis Celebes Bergerak tanpa syarat.  Kami juga meminta Bupati Donggala untuk bertanggungjawab terhadap aksi represif aparat Kepolisian dan penangkapan yang dilakukan oleh KAPOLRES Donggala.

Palu, 27 September 2021

TTD

Adriansa Manu

Direktur Celebes Bergerak