Nasip Masih Terlunta-Lunta, Penyitas Asal Talise Jadi Pengemis
Palu – Asnani (29) penyintas korban tsunami Talise yang tinggal di huntara OJK Gedung Koni mengaku menjadi pengemis karena tidak adanya alternatif pekerjaan setelah bencana 28 september 2018 di Kota Palu.
Saat ditemui tim Sulteng Bergerak ibu yang memiliki dua anak itu mengungkapkan bahwa dirinya tak memiliki pekerjaan lain, sehingga untuk bertahan hidup ia harus mengemis demi kebutuhan keluarganya. (Jumat, 17/01/2020)
“Pekerjaa ini terpaksa saya lakukan karena tidak ada lagi pilihan lain. Kalau saya tidak begitu, saya mau makan apa? Sementara saya punya dua orang anak.” Kata Asnani.
Sebelumnya bencana ia masih punya pekerjaan seperti mengumpul botol-botol plastik bekas, namun setelah tempatnya habis dihantam tsunami, Asnani terpaksa harus meminta-minta belas kasih masyarakat yang melintasi lampu merah seperti perempatan Karampe.
“Pekerjaan saya sebelum bencana mengumpulkan botol-botol bekas, setelah Kota Palu diguncang gempa bumi besar, tempat saya habis tak tersisa sedikit pun sehingga saya harus mengais hidup dengan cara meminta pengasihan orang. Saya sudah melakukan ini sejak desember 2018, karena saya tidak punya alternatif lain selain meminta pengasihan orang.” Ujarnya
Asnani sendiri memiliki anak kembar, namun pada saat bencana salah satu anaknya meninggal dunia akibat tsunami yang menghantam sepanjang pantai talise.
Selama enam belas bulan pasca kejadian memilukan itu, Asnani tak kunjung mendapatkan santunan duka dari pemerintah seperti yang perna dinjanjikan beberapa kali oleh pemerintah Kota Palu.
“Anak saya Arfan meninggal waktu tsunami sekarang hanya tinggal Arfin. Tapi saya tidak pernah menerima santunan duka dari pemerintah.” Ungkapnya
Dia berharap agar pemerintah benar-benar memperhatikan kondisi yang dialami para penyintas, khusunya yang tidak memiliki pekerjaan.
“Saya berharap pemerintah segera merealisasikan hak kami karena banyak penyintas yang kesulitan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.” lanjut Asnani.
Selain itu, Asnani juga menolak rencana relokasi yang akan dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat sepanjang pesisir teluk Palu.
“Saya tidak mau dipindahkan ke Tondo, saya hidup disini sejak kecil.” tutup Asnani.
Laporan Rian Gostar
Sumber : Sulteng Bergerak