Wujudkan Kampus Ramah Gender, Celebes Bergerak Gelar Diskusi KBGS di Untad
HARIANSULTENG.COM, PALU – Komunitas Celebes Bergerak dan Rutgers Indonesia melalui program Generation Gender menggelar diskusi Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS).
Kegiatan ink dilaksanakan di Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tadulako (BEM Untad), Kota Palu, Jumat (11/8/2023).
Menurut Fathia selaku Community Organizer Celebes Bergerak, kegiatan ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat memahami isu KBGS lebih mendalam di lingkungan kampus.
“Diskusi ini kami buat agar para peserta dapat memahami isu-isu KBGS yang terjadi di Perguruan Tinggi. Karena kita tau lingkungan kampus juga rentan terhadap KBGS,” katanya.
Ia mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir, banyak terjadi kekerasan seksual kekerasan seksual yang terjadi di Universitas Tadulako.
Olehnya, kata Fathia, penting untuk mendorong mahasiswa agar lebih memahami dan berani untuk angkat bicara jika menjadi korban KBGS.
“Dalam diskusi ini kami mengangkat tema Apakah Perguruan Tinggi Sudah aman dari Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual. Sebab dalam beberapa tahun terakhir banyak terjadi KBGS di tingkat Perguruan Tinggi. Ini membuktikan bahwa lingkungan kampus pun kerap terjadi KBGS, yang mana banyak mahasiwa yang cenderung tidak angkat bicara ketika mengalami KBGS,” terang Fathia.
Ia menambahkan, diskusi ini penting untuk diikuti para mahasiswa agar ke depan mereka dapat menjadi pelopor ketika terjadi kasus KBGS di lingkungan kampus sehingga mendapat respon dan penanganan yang serius.
“Kegiatan ini sangat penting untuk mahasiswa, agar kedepan mereka bisa mengambil peran apabila mendapat kasus KBGS dilingkungan Kampus maupun dilingkung mereka masing-masing,” ujarnya.
Fathia pun berharap kegiatan ini mampu memberikan kesadaran dan menjadi ruang mahasiswa dalam upaya mewujudkan Perguruan Tinggi yang bebas dari Kasus-kasus KBGS.
“Harapannya dari diskusi ini dapat meminimalisir terjadinya kasus KBGS dikingkungan Kampus, dan dapat menjadi langkah menuju Perguruan yang lebih setara dan bebas dari KBGS,” pungkas Fathia.
Atmayana, salah satu peserta dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka, sebab realita yang terjadi di perguruan tinggi sangat rentan terjadi KBGS.
“Kegiatan dialog ini, sangat memberikan manfaat yang luar biasa untuk pengetahuan kita mengenai KBGS yang terjadi dikampus, yang realitanya memang dikampus banyak terjadi kekerasan seksual,” ungkapnya.
Dikatakan Atmayana, penting mendorong pengetahuan mahasiswa tentang KBGS agar berperan dalam mendorong perguruan tinggi menjadi ruang aman untuk proses belajar mengajar.
“Untuk menjadikan Kampus menjadi ruang aman dalam menjalankan study, perlu kesadaran dan pengawalan kita semua. Sehingga diskusi-diskusi seperti ini penting diikuti mahasiswa agar menambah pengetahuan untuk mewujudkan ruang aman di perguruan tinggi dan bebas dari KBGS,” katanya. (Bal)
Sumber: hariansulteng.com